Laman

Sabtu, 29 Mei 2010

Bahaya Televisi Bagi Perkembangan Remaja

Hingar-bingar nya dunia pertelevsian di Indonesia sering membuat kita terpesona untuk duduk berlama-lama didepan televisi,berbagai acara yang mulai dari acara yang mengandung konten pendidikan sampai dengan acara yang hanya mengandung ‘sampah’


sudah menjadi sarapan sehari-hari bagi kebanyakan remaja yang menghabiskan banyak waktu nya didepan televisi dan satu hal yang ironis memang ketika bangsa kita dituntut untuk dapat bertindak jauh lebih cerdas ,dunia pertelevisian---mayoritas---menyediakan menu acara yang tidak meningkatkan kreativitas dan memperluas pemahaman remaja tentang ilmu pengetahuan .

Dalam sebuah survey yang dilakukan oleh Children Society menunjukkan bahwa hasil yang perlu diwaspadai pada orang tua.Kata penelitian ini, terlalu banyak menonton televisi mendidik anak-anak menjadi materialistik, dan berakibat pada memburuknya hubungan mereka dengan orang tua dan kesehatannya.Hasil survey ini menunjukkan bahwa anak-anak menjadi bagian dari bentuk baru konsumerisme. Tercatat anak-anak berusia di bawah 16 tahun membelanjakan 3 miliar poundsterling atau setara Rp. 50 triliun uang mereka setiap tahun untuk membeli pakaian, snack, musik, video games, dan majalah.
Disamping hal yang diatas,tayangan yang sering mengeksplorasi kekerasan juga kerap menimbulkan efek yang sangat berbahaya bagi remaja,mulai dari sifat yang suka mengutamakan kekerasan,menutup diri dan menganggap kekerasan merupakan jalan yang paling baik untuk menyelesaikan masalah. Walaupun tidak dapat dipungkiri acara televisi juga banyak memiliki nilai positif bagi anak,tapi apabila anak menjadi candu dan pasif maka efek negatif akan mulai menampakan diri nya .
Kontrol orang tua merupakan hal gerbang utama unruk mencegah anak melakukan hal yang diluar kewajaran dan memberikan anak pemahaman akan norma yang pantas dan berlaku. Banyak acara TV yang kadang secara tidak langsung ikut bertanggung jawab akan rusak tatanan moral yang ada didalam masyarakat.dan disamping itu ( dengan pasif nya anak terlibat dalam lingkungan) akan menciptakan banyak generasi yang hedonis,dan materialisme disamping pemicu awal bagi ketidakharmonisan keluarga.
Jadi,dengan mengurangi jam menonton TV bagi anak dan lebih engoptimalkan waku bagi anak untuk bertindak aktf dalam lingkungan akan menujang tumbuh kembang anak untuk lebih optimal dan lebih kreatif tentu nya

• Hadi Gunawan

Tidak ada komentar: