Laman

Sabtu, 05 Juni 2010

Campus = catwalk ?



Campus = Catwalk ?

Berpenampilan fashionable sudah menjadi pilihan bagi banyak orang ,sehingga banyak orang yang berlomba untuk dapat berpakain se-trendy mungkin berlepas dari wajar atau tidak wajar nya pakaian itu.Dan tentunya sudah menjadi hal yang lumrah jika berpenampilan modis bahkan terbilang aneh diatas catwalk dan kita juga tidak bisa mempertanyakan nya ,karena menurut mereka itu adalah seni tapi bagaimana dengan hal nya jika kampus yang seharus menjadi lahan bagi pemikir intelektual ini disulap menjadi catwalk terpanjang didunia ,bagaimana jadi nya apabila gaya berpakaian barat diterima mentah-mentah ? dan bagaimana jadi nya ketika berjilbab tapi tetap menampakan kemolekan tubuh ?
Hal tersebut memang sudah menjadi hal yang lumrah ditemui diberbagai kampus di negeri ini,jika banyak mahasiswa yang setelah lepas dari kewajiban memakai seragam diwaktu bangku sekolah dulu sekarang melampiaskan semua keinginan nya, memang tidak ada yang salah dengan berpenampilan modis,amalah ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa orang menilai kita dilihat dari bagaimana kita berpenampilan dan juga terkadang penampilan juga menunjukan bagaimana kepribadian. Tapi sebagai orang timur ,banyak kebudayaan barat yang harus kita sesuaikan dengan kebudayaan kita sebelum kita menerima menjadi bahagian dari diri kita sendiri.
Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Yenni salah seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di kota Padang yang selalu berpenampilan modis jika kekampus ketika diwawancari

“Kalau menurut aku ya tidak yang salah dengan berpenampilan modis ya,apalagi zaman sekarang,orang cukup dengan melihat bagaimana penampilan kita maka mereka akan mengetahui siapa kita “.

Dan ketika ditanyai tentang kesenjangan yang mungkin akan timbul ,dara manis ini hanya mengatakan bahwa selama kita bisa menyesuaikan diri dan tidak menarik diri dari pergaulan maka hal tersebut bukan lah suatu masalah dan menurut nya lagi berpenampilan fashionable merupakan sebuah aktualisasi diri.

Berbeda hal nya dengan riri,salah seorang mahasiswa UNAND yang mengatakan bahwa

“Sebagai seorang mahasiswa kita harus bisa memberikan contoh bagi masyarakat banyak,walau sebenar nya penting juga untuk bisa berpenampilan modis,tapi kalau menurut aku,kita sebagai intelektual muda harus bisa berpenampilan yang bersahaja bukan terkesan glamour dan jauh dari kesederhanan yang merupan nilai luhur bangsa.”
Sejalan dengan itu,salah seorang supir yang enggan disebutkan nama nya yang keseharian mengangkut penumpangmenuju kampus ini mengatakan bahwa berpenampialn modis udah menjadi bahagian dari mahasiswa itu sendiri dan beliau juga menyarankan agar inteletual muda bisa jauh lebih bersahaja dalam berpakain dan bertindak karena secara tidak langsung mahasiswa memberikan pengaruh kepada masyarakat umum nya.
Tapi bagaiamana nanti nya ketika menghadapi dunia kerja nanti nya ? IPK tinggi belum tentu sebuah jaminan yang mampu memikat hati si boss untuk memilih kita sebagai karyawan nya,apalagi jika kita dihadapkan pada kondisi dimana si boss adalah seorang ‘mata keranjang’ yang tentu nya akan senang melihat kemolekan tubuh tanpa mempertimbangkan kemampuan calon karyawan nya yang sebenar nya .
Tentu nya menjadi hal yang ironis memang jika zaman sekarang jika berkualitas atau tidak berkualitas nya seseorang dilihat dari seberapa molek tubuh nya,dan seberapa pendek rok yang dipake nya ? dan tentu nya itu menjadi bahan koreksi bagi kita bersama untuk dapat menilai secara objektif bukan dari penampilan luar saja,tapi dari seberapa mampu dia dalam menjalankan semua amanah nya dengan baik.
Jika semua pihak sudah memulai untuk menilai secara objektif,maka kampus yang (telah) menjadi catwalk terpanjang dunia akan kembali ke fungsi awal nya untuk menciptakan intelektual muda yang bersahaja
• Hadi Gunawan

Tidak ada komentar: